Apapun yang Allah rencanakan…
Mungkin kita sama-sama berjalan pada ketidaksengajaan,
Begitu pun hatiku yang tak sengaja memilih dan menyentuh sosokmu,
Aku tahu mungkin saat ini kau sedang sibuk mempersiapkan masa depanmu,
Mungkin dengan dia seseorang yang kau idamkan sejak dulu,
Atau dengan dia seseorang yang mengidamkan mu tetapi diberikan kesempatan untuk dapat bersenda gurau denganmu,
Atau dengan siapapun itu….
Namun hatiku masih saja tak biasa dengan semua hal tentangmu,
Aku tahu hati memang tak pernah berbohong namun aku sadar hati bisa saja salah,
Hanya Allahlah sumber segala kebenaran,
Karenanya hanya kepada Sang Pembolak Balik Hati, entah sudah berapa kali namamu ku sebut dalam setiap doa dan sujudku,
Sebuah permohonan kepadaNya bukan agar aku menjadi milikmu, tetapi agar kita sama-sama mendapatkan pasangan terbaik,
Sekuat apapun kita berusaha, sedalam apapun perasaan itu, dan selama apapun kita menunggu, sebuah perasaan tidak akan bisa dipaksakan,
Mungkin saja dia yang menurutku sosok yang hampir sempurna karena setidaknya 2 kriteria kecantikan dan kekayaan telah dimilikinya dalam pandangan sebatas manusia biasa yang masih menjadi pilihan hatimu dan sampai saat ini belum dapat tergantikan,
Aku tau tidak berhak dan tidak pantas aku membandingkan diriku dengan dirinya, itu hanyalah sebuah bahan introspeksi diri dan motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik,
Aku hanyalah sosok yang tidak sempurna, yang tidak dapat menjanjikan apa-apa dan mungkin tidak dapat memberikan apa yang kau inginkan. Yang aku tau hanyalah aku tak kan pernah berhenti memohon kepadaNya untuk dapat menjadi sosok penyempurna untukmu kelak jika kau adalah jodohku,
Entahlah, walaupun aku berusaha kuat terkadang hati ini terlalu rapuh dan tertatih bukan karena aku menginginkanmu, tapi karena aku tidak ingin memiliki perasaan kepada seseorang yang belum tentu akan menjadi yang halal bagiku,
Dijantung malam ketika rindu menyelimuti kalbuku, aku berusaha untuk terdiam dan menghempaskan rasa itu dengan tak henti-henti untuk menyebut asmaNya walaupun tak kuasa akhirnya terkadang ku menyapamu sesungguhnya aku tidak ingin menyapamu karena mungkin disapaku bukanlah yang kau inginkan. Hal itu pun ku lakukan ketika sebuah firasat kekhawatiran tentangmu datang, dimana hati selalu memaksa untuk mengetahui apakah dirimu baik-baik saja, saat itu aku hanya dapat mendoakanmu,
Terbesit dipikiranku, apakah kita sama-sama sedang berada dalam kekerasan hati masing-masing?
Bagiku menjawab pertanyaan itu bukanlah hal yang mudah, sampai saat ini pun aku belum bisa memastikan jawabannya,
Namun setidaknya cerita lain dengan jalan liku yang tidak mudah untuk bangkit dan dilalui, dan dengan selalu memohon ampunan dan perlindunganNya atas perasaan ini, insya Allah jauh dilubuk hatiku, aku tahu semua ini bukanlah karena aku terlalu mencintaimu,
Tapi sesungguhnya aku rindu akan sempurnanya setengah dari din-ku,
Ini hanyalah serangkaian episode kisahku,
Mungkin saja kamu hanya seorang aktor yang ditakdirkan untuk berperan dalam sebuah episode yang harus kulalui sebelum aku mendapatkan amanah dan anugerah yang mulia itu dariNya,
Serangkaian episode yang mampu mengajarkanku sebuah keikhlasan, kesabaran, dan ketulusan: berkorban tanpa merasa telah berkorban, menangis tanpa harus meneteskan air mata, menjerit tanpa harus berteriak, merindu tanpa harus bertemu, mencintai tanpa harus memiliki, memberi tanpa harus menerima, tersenyum walau tersakiti dan tersakiti tanpa harus menyakiti,
Pernah aku pun bertanya pada diriku..kenapa aku bisa merasakan cinta kepada orang-orang yang kau sayangi? Sampai-sampai aku terkadang tidak percaya pada diriku sendiri, mengapa aku ingin menyenangkan mereka, walaupun memang pada dasarnya bukan hanya dirimu tapi siapapun itu aku memang terbiasa menyenangkan orang lain dengan cara yang tidak biasa. Namun aku merasakan ada perasaan dan chemistry yang beda, aku merasa dekat sampai terkadang aku bingung darimana kekuatan dan ketulusan itu datang……yaah mungkin semua itu datang dari hati yang terkadang tidak bisa dipilah pilih….
Ketika aku menyapa dan terkadang kau hanya terdiam tanpa kata atau berekspresi dan bersikap sedingin salju tanpa mempedulikan perasaanku, saat itu inginku menghampirimu dan berteriak kepadamu “kenapa kau berlaku tidak adil kepadaku? Dengan orang lain yang memiliki perasaan kepadamu, kenapa kau bisa bersikap begitu manis dan mau bersenda gurau bahkan mendapatkan kesempatan menjadi bagian untuk mengisi hari-harimu? Dan aku pernah berkali-kali memohon hal itu kepadamu tapi mungkin bagimu aku tidak berhak untuk mendapatkannya..” atau pernyataan ku hanyalah prasangkaanku saja? Entahlaah…yang bisa ku lakukan hanyalah mengembalikannya kepada yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat untuk memberikan keadilan itu.
Ketika itu dalam egoku, ingin ku meminta-mu, agar kau bersedia menjauhi orang-orang yang kemungkinan besar akan kau sakiti hatinya. Aku, salah satunya. Tapi tidak, karena proses itu mungkin sedang mengajarkanku cara pendewasaan diri. Tentu saja tidak mudah melalui dan menerima semua itu, tapi bukankah Allah memberikan sebuah cobaan kepada hambaNya yang mampu melewatinya, dan bukankah disetiap kesulitan terdapat kemudahan? Dua kalimat yang terdapat dalam firman Allah itulah yang mampu membuatku bangkit.
Satu hal yang hampir terlupakan, episode ini pun mengajarkanku sebuah kepasrahan, kepasrahan sepenuh dan sebenar – benarnya kepada Sang Khalik..ketika hati tak menentu hanya sebuah kalimat “Hasbunallah Wanimal Wakil Nimal Maula Wa Niman Nasir” yang mampu menguatkan hati ini.
Coretan ini hanyalah sebagian ungkapan singkat yang mungkin mewakili tambatan kejujuran dihati, mungkin saja ini adalah kesempatan terakhir yang Allah berikan untukku. Paling tidak ketika aku jujur, aku telah menyelamatkan hatiku sendiri untuk tidak menyesal barangkali dikemudian hari.
Hatiku menunggumu mengatakan ‘ya’, namun sayangnya logikaku terlanjur berlalu dan mengatakan ‘cukup sudah’. Jadi, mengapa merisaukan hari ini? Hari dimana matahari masih terbit di sebelah timur, yang sinarnya mampu membuatku bangkit lagi. Peranmu dalam serangkaian episode ini, mungkin saja tidak akan terlupakan olehku, malah dikemudian hari mungkin aku akan sangad berterima kasih kepadamu karena kau telah menjadi actor yang berperan baik untukku. Kalo pun kita pernah bersinggungan, ingatlah bahwa aku pernah sangat berjuang, untuk meraihmu walau mungkin itu hanya sekedar mimpi.
Yaah hari ini, aku akan tersenyum untuk melaju dari ketidakpastianmu. Jatuh cinta bisa jadi sebuah ketidaksengajaan, namun mencintai adalah sebuah pilihan, dan bertahan adalah sebuah keputusan. Tanpa pernah berhenti menyerahkan sepenuhnya kepada Dia yang Maha Rahman, Aku tahu aku sudah mengerjakan bagianku, yang perlu kulakukan saat ini adalah bertahan untuk dia yang pantas dipertahankan, dan lepaskan untuk dia yang memang tidak ingin dipertahankan. Bagaimanapun semuanya telah direncanakan dengan sebaik-baikNya.
Kalo pun ruang dan waktu memisahkan kita, saat itu Allah sedang memerintahkan ruang dan waktu untuk memberikan jeda, dan akan memberikan jawaban yang tepat disaat yang tepat.
Kepada siapapun terima kasih untuk setiap detik dan menit yang pernah diberikan karena telah membaca coretan ini.
Semoga Bermanfaat
Read More!
Mungkin kita sama-sama berjalan pada ketidaksengajaan,
Begitu pun hatiku yang tak sengaja memilih dan menyentuh sosokmu,
Aku tahu mungkin saat ini kau sedang sibuk mempersiapkan masa depanmu,
Mungkin dengan dia seseorang yang kau idamkan sejak dulu,
Atau dengan dia seseorang yang mengidamkan mu tetapi diberikan kesempatan untuk dapat bersenda gurau denganmu,
Atau dengan siapapun itu….
Namun hatiku masih saja tak biasa dengan semua hal tentangmu,
Aku tahu hati memang tak pernah berbohong namun aku sadar hati bisa saja salah,
Hanya Allahlah sumber segala kebenaran,
Karenanya hanya kepada Sang Pembolak Balik Hati, entah sudah berapa kali namamu ku sebut dalam setiap doa dan sujudku,
Sebuah permohonan kepadaNya bukan agar aku menjadi milikmu, tetapi agar kita sama-sama mendapatkan pasangan terbaik,
Sekuat apapun kita berusaha, sedalam apapun perasaan itu, dan selama apapun kita menunggu, sebuah perasaan tidak akan bisa dipaksakan,
Mungkin saja dia yang menurutku sosok yang hampir sempurna karena setidaknya 2 kriteria kecantikan dan kekayaan telah dimilikinya dalam pandangan sebatas manusia biasa yang masih menjadi pilihan hatimu dan sampai saat ini belum dapat tergantikan,
Aku tau tidak berhak dan tidak pantas aku membandingkan diriku dengan dirinya, itu hanyalah sebuah bahan introspeksi diri dan motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik,
Aku hanyalah sosok yang tidak sempurna, yang tidak dapat menjanjikan apa-apa dan mungkin tidak dapat memberikan apa yang kau inginkan. Yang aku tau hanyalah aku tak kan pernah berhenti memohon kepadaNya untuk dapat menjadi sosok penyempurna untukmu kelak jika kau adalah jodohku,
Entahlah, walaupun aku berusaha kuat terkadang hati ini terlalu rapuh dan tertatih bukan karena aku menginginkanmu, tapi karena aku tidak ingin memiliki perasaan kepada seseorang yang belum tentu akan menjadi yang halal bagiku,
Dijantung malam ketika rindu menyelimuti kalbuku, aku berusaha untuk terdiam dan menghempaskan rasa itu dengan tak henti-henti untuk menyebut asmaNya walaupun tak kuasa akhirnya terkadang ku menyapamu sesungguhnya aku tidak ingin menyapamu karena mungkin disapaku bukanlah yang kau inginkan. Hal itu pun ku lakukan ketika sebuah firasat kekhawatiran tentangmu datang, dimana hati selalu memaksa untuk mengetahui apakah dirimu baik-baik saja, saat itu aku hanya dapat mendoakanmu,
Terbesit dipikiranku, apakah kita sama-sama sedang berada dalam kekerasan hati masing-masing?
Bagiku menjawab pertanyaan itu bukanlah hal yang mudah, sampai saat ini pun aku belum bisa memastikan jawabannya,
Namun setidaknya cerita lain dengan jalan liku yang tidak mudah untuk bangkit dan dilalui, dan dengan selalu memohon ampunan dan perlindunganNya atas perasaan ini, insya Allah jauh dilubuk hatiku, aku tahu semua ini bukanlah karena aku terlalu mencintaimu,
Tapi sesungguhnya aku rindu akan sempurnanya setengah dari din-ku,
Ini hanyalah serangkaian episode kisahku,
Mungkin saja kamu hanya seorang aktor yang ditakdirkan untuk berperan dalam sebuah episode yang harus kulalui sebelum aku mendapatkan amanah dan anugerah yang mulia itu dariNya,
Serangkaian episode yang mampu mengajarkanku sebuah keikhlasan, kesabaran, dan ketulusan: berkorban tanpa merasa telah berkorban, menangis tanpa harus meneteskan air mata, menjerit tanpa harus berteriak, merindu tanpa harus bertemu, mencintai tanpa harus memiliki, memberi tanpa harus menerima, tersenyum walau tersakiti dan tersakiti tanpa harus menyakiti,
Pernah aku pun bertanya pada diriku..kenapa aku bisa merasakan cinta kepada orang-orang yang kau sayangi? Sampai-sampai aku terkadang tidak percaya pada diriku sendiri, mengapa aku ingin menyenangkan mereka, walaupun memang pada dasarnya bukan hanya dirimu tapi siapapun itu aku memang terbiasa menyenangkan orang lain dengan cara yang tidak biasa. Namun aku merasakan ada perasaan dan chemistry yang beda, aku merasa dekat sampai terkadang aku bingung darimana kekuatan dan ketulusan itu datang……yaah mungkin semua itu datang dari hati yang terkadang tidak bisa dipilah pilih….
Ketika aku menyapa dan terkadang kau hanya terdiam tanpa kata atau berekspresi dan bersikap sedingin salju tanpa mempedulikan perasaanku, saat itu inginku menghampirimu dan berteriak kepadamu “kenapa kau berlaku tidak adil kepadaku? Dengan orang lain yang memiliki perasaan kepadamu, kenapa kau bisa bersikap begitu manis dan mau bersenda gurau bahkan mendapatkan kesempatan menjadi bagian untuk mengisi hari-harimu? Dan aku pernah berkali-kali memohon hal itu kepadamu tapi mungkin bagimu aku tidak berhak untuk mendapatkannya..” atau pernyataan ku hanyalah prasangkaanku saja? Entahlaah…yang bisa ku lakukan hanyalah mengembalikannya kepada yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat untuk memberikan keadilan itu.
Ketika itu dalam egoku, ingin ku meminta-mu, agar kau bersedia menjauhi orang-orang yang kemungkinan besar akan kau sakiti hatinya. Aku, salah satunya. Tapi tidak, karena proses itu mungkin sedang mengajarkanku cara pendewasaan diri. Tentu saja tidak mudah melalui dan menerima semua itu, tapi bukankah Allah memberikan sebuah cobaan kepada hambaNya yang mampu melewatinya, dan bukankah disetiap kesulitan terdapat kemudahan? Dua kalimat yang terdapat dalam firman Allah itulah yang mampu membuatku bangkit.
Satu hal yang hampir terlupakan, episode ini pun mengajarkanku sebuah kepasrahan, kepasrahan sepenuh dan sebenar – benarnya kepada Sang Khalik..ketika hati tak menentu hanya sebuah kalimat “Hasbunallah Wanimal Wakil Nimal Maula Wa Niman Nasir” yang mampu menguatkan hati ini.
Coretan ini hanyalah sebagian ungkapan singkat yang mungkin mewakili tambatan kejujuran dihati, mungkin saja ini adalah kesempatan terakhir yang Allah berikan untukku. Paling tidak ketika aku jujur, aku telah menyelamatkan hatiku sendiri untuk tidak menyesal barangkali dikemudian hari.
Hatiku menunggumu mengatakan ‘ya’, namun sayangnya logikaku terlanjur berlalu dan mengatakan ‘cukup sudah’. Jadi, mengapa merisaukan hari ini? Hari dimana matahari masih terbit di sebelah timur, yang sinarnya mampu membuatku bangkit lagi. Peranmu dalam serangkaian episode ini, mungkin saja tidak akan terlupakan olehku, malah dikemudian hari mungkin aku akan sangad berterima kasih kepadamu karena kau telah menjadi actor yang berperan baik untukku. Kalo pun kita pernah bersinggungan, ingatlah bahwa aku pernah sangat berjuang, untuk meraihmu walau mungkin itu hanya sekedar mimpi.
Yaah hari ini, aku akan tersenyum untuk melaju dari ketidakpastianmu. Jatuh cinta bisa jadi sebuah ketidaksengajaan, namun mencintai adalah sebuah pilihan, dan bertahan adalah sebuah keputusan. Tanpa pernah berhenti menyerahkan sepenuhnya kepada Dia yang Maha Rahman, Aku tahu aku sudah mengerjakan bagianku, yang perlu kulakukan saat ini adalah bertahan untuk dia yang pantas dipertahankan, dan lepaskan untuk dia yang memang tidak ingin dipertahankan. Bagaimanapun semuanya telah direncanakan dengan sebaik-baikNya.
Kalo pun ruang dan waktu memisahkan kita, saat itu Allah sedang memerintahkan ruang dan waktu untuk memberikan jeda, dan akan memberikan jawaban yang tepat disaat yang tepat.
Kepada siapapun terima kasih untuk setiap detik dan menit yang pernah diberikan karena telah membaca coretan ini.
Semoga Bermanfaat
